Kondisi toilet sekolah seringkali menjadi indikator kegagalan terbesar dalam mewujudkan Sustainable Infrastructure dan lingkungan sehat. Sekolah mungkin memiliki gedung megah dan teknologi modern, namun jika Kebersihan Toilet diabaikan, semua upaya kebersihan dan sanitasi lainnya terasa sia-sia dan tidak berkelanjutan.
Toilet yang kotor dan berbau adalah sumber penyakit. Ini secara langsung melanggar prinsip Lingkungan Sehat dan mengancam kesehatan siswa. Kegagalan menjaga Kebersihan Toilet menunjukkan bahwa nilai-nilai dasar seperti tanggung jawab dan kepedulian belum tertanam kuat pada seluruh warga sekolah.
Kampanye Jaga Kebersihan Toilet harus melampaui sekadar menempel poster. Ini adalah masalah infrastruktur dan budaya. Sekolah gagal ketika mereka mengandalkan petugas kebersihan semata. Perubahan hanya akan terjadi jika siswa merasa memiliki fasilitas tersebut dan bertanggung jawab penuh untuk merawatnya.
Kegagalan ini juga mencerminkan kurangnya investasi serius dalam sanitasi. Ketersediaan air bersih, sabun, dan fasilitas pembersih yang memadai adalah prasyarat. Tanpa dukungan fasilitas yang memadai, kampanye Kebersihan Toilet akan terasa kosong dan tidak dapat diimplementasikan secara praktis oleh para siswa.
Mewujudkan Sustainable Infrastructure bukan hanya tentang membangun, tetapi juga tentang pemeliharaan berkelanjutan. Toilet yang rusak dan kotor adalah bukti dari kegagalan manajemen pemeliharaan. Hal ini mengirimkan pesan yang salah kepada siswa tentang pentingnya merawat aset publik.
Inisiatif untuk meningkatkan Kebersihan harus diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan karakter. Siswa perlu diajarkan adab menggunakan fasilitas umum dan melihatnya sebagai bagian dari praktik hidup sehat. Tugas piket dan pengawasan bergilir dapat menjadi langkah yang efektif.
Sekolah yang berhasil menjaga Kebersihan mereka tidak hanya menyediakan sarana, tetapi juga menumbuhkan rasa malu jika berbuat jorok. Budaya ini tercipta dari teladan guru dan staf, bukan sekadar perintah. Kebersihan adalah ujian moralitas warga sekolah.
Dengan menjadikan Kebersihan sebagai prioritas, sekolah dapat mengatasi kegagalan terbesarnya dalam sanitasi. Hal ini membuktikan komitmen sekolah terhadap Lingkungan Sehat dan Sustainable Infrastructure. Lingkungan belajar yang bersih dimulai dari toilet yang terawat baik dan nyaman.